Lokasi Gatal pada Kulit yang Terkait dengan Diabetes: Panduan Lengkap

Niki Salamah

Diabetes melitus, baik tipe 1 maupun tipe 2, dapat menyebabkan berbagai komplikasi, salah satunya adalah gatal pada kulit. Gatal ini bukan sekadar ketidaknyamanan, tetapi dapat menjadi indikator masalah kesehatan yang lebih serius yang perlu ditangani. Lokasi gatalnya pun bervariasi, tergantung pada jenis komplikasi diabetes yang mendasarinya. Berikut uraian detail mengenai lokasi gatal yang mungkin dialami penderita diabetes dan penyebabnya.

1. Gatal pada Kulit Kering dan Gatal Umum (Pruritus)

Salah satu komplikasi paling umum yang menyebabkan gatal pada penderita diabetes adalah kulit kering (xerosis). Tingkat glukosa darah yang tinggi mengganggu kemampuan tubuh untuk menahan air, sehingga kulit menjadi kering, bersisik, dan gatal. Gatal ini bisa muncul di mana saja di tubuh, tetapi seringkali lebih terasa di area ekstremitas seperti kaki, lengan, dan tangan. Kulit kering juga bisa memicu pecah-pecah pada kulit, yang kemudian meningkatkan risiko infeksi dan memperparah rasa gatal.

Sumber-sumber medis menyebutkan bahwa hiperglikemia kronis dapat merusak sawar pelindung kulit, mengurangi produksi sebum (minyak alami kulit), dan memperlambat proses regenerasi sel kulit. Kondisi ini membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi dan infeksi, yang berkontribusi pada gatal yang lebih intens. Gatal umum yang terkait dengan diabetes ini seringkali digambarkan sebagai sensasi gatal yang konstan dan mengganggu, yang bisa memburuk di malam hari. Penggunaan sabun yang keras, mandi air panas, dan paparan lingkungan kering dapat memperburuk kondisi ini.

2. Infeksi Kulit (Kandidiasis, Infeksi Bakteri, dan Lainnya)

Diabetes meningkatkan risiko infeksi kulit karena kadar gula darah yang tinggi menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri dan jamur. Salah satu infeksi kulit yang umum terjadi pada penderita diabetes adalah kandidiasis, yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Infeksi ini seringkali muncul di daerah lipatan kulit, seperti selangkangan, ketiak, di bawah payudara, dan di antara jari-jari kaki. Gatal yang disebabkan oleh kandidiasis biasanya disertai dengan ruam kemerahan, bengkak, dan terkadang keluarnya cairan putih atau kekuningan.

BACA JUGA:   Manfaat Tomat untuk Cucak Ijo

Selain kandidiasis, bakteri juga dapat menginfeksi kulit penderita diabetes, menyebabkan impetigo, selulitis, atau abses. Infeksi bakteri ini dapat muncul di mana saja di tubuh, dan gejalanya dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan infeksi. Gatal seringkali disertai dengan rasa sakit, bengkak, kemerahan, dan nanah. Luka kecil, lecet, atau gigitan serangga pada penderita diabetes lebih mudah terinfeksi dan dapat menjadi sumber gatal yang signifikan. Penanganan infeksi bakteri memerlukan antibiotik, sementara kandidiasis mungkin memerlukan pengobatan antijamur.

3. Gatal di Area Genital (Balanitis dan Vulvitis)

Pada pria, diabetes dapat menyebabkan balanitis, yaitu peradangan pada ujung penis. Pada wanita, vulvitis, peradangan pada vulva, dapat terjadi. Kedua kondisi ini seringkali disertai dengan gatal yang hebat, kemerahan, pembengkakan, dan rasa terbakar. Glukosa yang tinggi dalam urin dapat menciptakan lingkungan yang lembap dan memungkinkan pertumbuhan jamur atau bakteri, sehingga meningkatkan risiko infeksi dan gatal di area genital.

Gatal di area genital yang terkait dengan diabetes memerlukan penanganan medis segera karena dapat mengindikasikan infeksi yang serius. Penggunaan sabun yang lembut, menjaga kebersihan area genital, dan menghindari pakaian ketat dapat membantu mengurangi rasa gatal. Namun, pengobatan medis, seperti antijamur atau antibiotik, seringkali diperlukan untuk mengatasi infeksi yang mendasarinya.

4. Gatal Akibat Neuropati Diabetik

Neuropati diabetik, kerusakan saraf akibat diabetes, dapat menyebabkan gatal yang tidak biasa dan sulit dijelaskan. Kerusakan saraf dapat mengubah cara otak memproses sensasi, menyebabkan gatal yang terasa terbakar, menusuk, atau seperti serangga merayap di kulit. Lokasi gatal akibat neuropati diabetik dapat bervariasi, tetapi seringkali terjadi di kaki, tungkai bawah, dan tangan.

Neuropati diabetik dapat menyebabkan gatal yang sangat intens dan sulit diobati. Pengobatannya berfokus pada pengelolaan kadar gula darah, dan mungkin termasuk obat-obatan untuk mengurangi rasa sakit dan gatal, seperti antidepresan trisiklik atau obat antikejang. Selain itu, perawatan kulit yang tepat, seperti pelembap dan menghindari iritasi, juga penting untuk mengurangi gejala.

BACA JUGA:   Tentang SDIT Al Qalam Depok

5. Gatal Terkait dengan Kondisi Kulit Lainnya yang Dipengaruhi Diabetes

Diabetes dapat memperburuk kondisi kulit yang sudah ada sebelumnya, seperti eksim atau psoriasis. Kondisi kulit ini dapat menyebabkan gatal yang intens, dan diabetes dapat membuat gejalanya lebih parah. Lokasi gatal pada eksim dan psoriasis dapat bervariasi, tetapi seringkali terjadi di lipatan kulit, siku, lutut, dan kulit kepala.

Pengelolaan kondisi kulit yang mendasari, seperti eksim dan psoriasis, sangat penting untuk mengendalikan gatal yang terkait dengan diabetes. Penggunaan krim kortikosteroid topikal, pelembap, dan menghindari pemicu iritasi dapat membantu mengurangi gatal dan peradangan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis dan rencana pengobatan yang tepat.

6. Gatal Akibat Reaksi Obat

Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati diabetes dapat menyebabkan reaksi alergi atau efek samping yang memicu gatal. Reaksi ini dapat muncul di mana saja di tubuh dan dapat disertai dengan ruam, bengkak, atau kesulitan bernapas. Jika Anda mengalami gatal setelah memulai pengobatan baru untuk diabetes, segera konsultasikan dengan dokter Anda.

Gatal yang disebabkan oleh diabetes dapat menjadi gejala yang signifikan dan mengganggu. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendiagnosis penyebab gatal dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Pengelolaan kadar gula darah yang baik, perawatan kulit yang tepat, dan pengobatan kondisi yang mendasari dapat membantu mengurangi gatal dan meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes. Jangan pernah mengabaikan gatal yang persisten atau memburuk, karena bisa menjadi indikasi masalah kesehatan yang lebih serius.

Also Read

Bagikan:

Tags