Stunting adalah salah satu masalah gizi kronis yang mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya kerangka acuan stunting sebagai panduan bagi berbagai pihak yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting. Berikut ini adalah contoh kerangka acuan stunting yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan institusi terkait dalam mengatasi masalah stunting:
1. Pendahuluan
- Latar belakang: Daftar masalah stunting di negara ini dan alasan perlunya kerangka acuan.
- Tujuan dan lingkup: Tujuan dan ruang lingkup yang ingin dicapai melalui implementasi kerangka acuan stunting ini.
- Definisi: Definisi stunting dan indikator yang digunakan untuk mengukur prevalensi stunting.
2. Konteks dan Situasi Stunting
- Gambaran umum situasi stunting: Data dan fakta mengenai prevalensi stunting di wilayah yang terkena stunting.
- Faktor risiko: Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya stunting, seperti gizi buruk, sanitasi yang buruk, dan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan.
- Dampak stunting: Dampak jangka panjang stunting pada perkembangan fisik, intelektual, dan sosial anak.
3. Strategi Pencegahan Stunting
- Pendidikan dan Kesadaran: Upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik, perawatan anak yang tepat, serta sanitasi yang baik.
- Gizi dan Pelayanan Kesehatan: Program pemberian makanan bergizi, suplemen, dan imunisasi kepada anak-anak dalam risiko stunting.
- Sanitasi dan Hygiene: Upaya untuk meningkatkan akses ke air bersih, sanitasi yang baik, dan praktek kebersihan yang benar.
4. Sistem Pemantauan dan Evaluasi
- Indikator Pemantauan: Indikator yang digunakan untuk memantau prevalensi stunting dan efektivitas program pencegahan stunting.
- Sistem Pemantauan: Sistem yang diperlukan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data mengenai stunting.
- Evaluasi Program: Metode evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan program pencegahan dan penanggulangan stunting.
5. Kebijakan dan Koordinasi
- Kebijakan Pemerintah: Kebijakan yang telah atau akan diterapkan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah stunting.
- Koordinasi Antar Lembaga: Upaya untuk meningkatkan koordinasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam mengatasi stunting.
- Anggaran: Penyediaan dana yang cukup untuk mendukung implementasi kerangka acuan stunting.
6. Partisipasi Masyarakat
- Peran Masyarakat: Peran masyarakat dalam mengatasi stunting, seperti melibatkan masyarakat dalam program pencegahan stunting dan menumbuhkan pola asuh yang baik.
- Pemberdayaan Masyarakat: Upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah stunting, seperti melalui kampanye edukasi dan pelibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
7. Diseminasi Informasi
- Komunikasi dan Advokasi: Strategi komunikasi yang efektif untuk menyampaikan informasi mengenai stunting kepada berbagai pihak terkait.
- Kampanye dan Media: Penggunaan media sosial, media cetak, dan media elektronik untuk menyebarkan informasi mengenai pencegahan dan penanggulangan stunting.
- Pelatihan dan Kapasitas: Pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi tenaga kesehatan, guru, dan pihak-pihak terkait lainnya dalam memahami dan mengimplementasikan kerangka acuan stunting.
Kerangka acuan stunting di atas dapat digunakan sebagai panduan bagi berbagai pihak yang terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting. Dengan implementasi yang baik, diharapkan dapat mengurangi prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak.