Bagaimana HIV Dapat Menular Antar Tubuh Manusia: Sebuah Penjelasan Lengkap

Niki Salamah

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel CD4+ T (sel T helper), yang merupakan komponen penting dalam pertahanan tubuh melawan infeksi. Jika tidak diobati, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), suatu kondisi yang sangat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat individu rentan terhadap berbagai penyakit oportunistik. Pemahaman bagaimana HIV menular sangat krusial dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran virus mematikan ini.

1. Transmisi Melalui Hubungan Seksual

Hubungan seksual merupakan salah satu jalur penularan HIV yang paling umum. Virus ini dapat ditransmisikan melalui kontak langsung antara cairan tubuh yang terinfeksi, seperti darah, sperma, cairan vagina, dan cairan rektum, dengan selaput lendir atau aliran darah orang lain. Risiko penularan melalui hubungan seksual bergantung pada beberapa faktor, termasuk:

  • Jenis hubungan seksual: Hubungan seksual anal memiliki risiko penularan yang lebih tinggi daripada hubungan seksual vaginal atau oral, karena rektum memiliki lapisan mukosa yang lebih tipis dan lebih rentan terhadap kerusakan, memungkinkan virus untuk lebih mudah masuk ke dalam aliran darah. Hubungan seksual oral juga berisiko, meskipun risikonya lebih rendah daripada hubungan seksual anal atau vaginal.

  • Adanya luka atau iritasi: Luka atau iritasi pada alat kelamin atau saluran pencernaan dapat meningkatkan risiko penularan HIV karena virus dapat lebih mudah masuk ke dalam aliran darah melalui jaringan yang rusak.

  • Status HIV pasangan: Risiko penularan lebih tinggi jika salah satu pasangan terinfeksi HIV dengan jumlah virus (viral load) yang tinggi dalam cairan tubuhnya. Penggunaan obat antiretroviral (ARV) secara konsisten dapat menurunkan viral load hingga tingkat yang tidak terdeteksi, sehingga secara signifikan mengurangi risiko penularan.

  • Penggunaan kondom: Penggunaan kondom lateks secara konsisten dan benar selama hubungan seksual dapat secara signifikan mengurangi risiko penularan HIV.

  • Frekuensi hubungan seksual: Semakin sering hubungan seksual tanpa perlindungan, semakin tinggi risiko penularan.

BACA JUGA:   Rekomendasi HP Android 2023 Harga 3 Jutaan

2. Transmisi Melalui Darah

Penularan HIV melalui darah merupakan jalur penularan yang signifikan, terutama melalui:

  • Penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi: Berbagi jarum suntik, khususnya di kalangan pengguna narkoba suntik, merupakan jalur penularan HIV yang sangat efisien. Virus HIV dapat bertahan hidup dalam darah yang berada di luar tubuh selama beberapa waktu, sehingga penggunaan kembali jarum suntik yang terkontaminasi dapat menularkan virus ke pengguna berikutnya.

  • Transfusi darah yang terkontaminasi: Meskipun saat ini sangat jarang terjadi di negara-negara maju berkat skrining darah yang ketat, transfusi darah yang terkontaminasi HIV tetap merupakan risiko potensial.

  • Prosedur medis yang tidak steril: Penggunaan peralatan medis yang tidak steril, seperti jarum, pisau bedah, atau alat suntik yang tidak disterilkan dengan benar, dapat menularkan HIV dari satu individu ke individu lainnya. Namun, risiko ini sangat kecil di fasilitas kesehatan yang menerapkan standar sterilisasi yang ketat.

3. Transmisi dari Ibu ke Anak (MTCT)

HIV dapat ditransmisikan dari ibu yang terinfeksi HIV ke anaknya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Proses ini dikenal sebagai penularan ibu ke anak (MTCT) atau penularan vertikal. Risiko penularan dapat dikurangi secara signifikan melalui pengobatan antiretroviral (ARV) untuk ibu hamil dan bayi yang terpapar.

  • Penularan selama kehamilan: HIV dapat melewati plasenta dan menginfeksi janin selama kehamilan.

  • Penularan selama persalinan: Bayi dapat terpapar HIV melalui kontak dengan darah atau cairan vagina ibu selama proses persalinan.

  • Penularan melalui ASI: HIV dapat ditransmisikan melalui ASI.

Berkat kemajuan pengobatan ARV, risiko penularan HIV dari ibu ke anak kini dapat ditekan hingga sangat rendah, mendekati nol. Program pencegahan MTCT yang terintegrasi dan komprehensif sangat penting dalam upaya mengurangi jumlah kasus HIV pada bayi.

BACA JUGA:   Panduan Lengkap Memilih Background Pas Foto untuk Lamaran Kerja

4. Transmisi Melalui Transplantasi Organ

Meskipun jarang terjadi, HIV dapat ditransmisikan melalui transplantasi organ atau jaringan dari donor yang terinfeksi HIV ke penerima transplantasi. Proses skrining donor yang ketat dan prosedur transplantasi yang aman telah sangat mengurangi risiko penularan melalui jalur ini.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Penularan

Selain jalur penularan, beberapa faktor dapat meningkatkan atau menurunkan risiko penularan HIV:

  • Jumlah virus (viral load): Semakin tinggi jumlah virus dalam darah atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, semakin tinggi risiko penularan.

  • Kekebalan tubuh: Sistem kekebalan tubuh yang kuat dapat membantu melawan infeksi HIV, meskipun tidak sepenuhnya mencegahnya.

  • Adanya penyakit menular seksual (PMS) lainnya: Adanya PMS lain, seperti sifilis atau gonore, dapat meningkatkan risiko penularan HIV karena luka atau iritasi pada alat kelamin.

  • Kondisi kesehatan umum: Kondisi kesehatan umum yang buruk dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HIV.

6. Pencegahan Penularan HIV

Pencegahan penularan HIV merupakan hal yang sangat penting dalam mengendalikan epidemi HIV. Strategi pencegahan yang efektif meliputi:

  • Penggunaan kondom: Penggunaan kondom secara konsisten dan benar selama hubungan seksual merupakan cara yang efektif untuk mengurangi risiko penularan HIV.

  • Penggunaan jarum suntik sekali pakai: Hindari berbagi jarum suntik, khususnya di kalangan pengguna narkoba suntik. Program pertukaran jarum suntik dapat membantu mengurangi risiko penularan HIV.

  • Pengobatan antiretroviral (ARV) untuk orang yang terinfeksi HIV: Pengobatan ARV dapat menurunkan jumlah virus dalam darah hingga tingkat yang tidak terdeteksi, sehingga secara signifikan mengurangi risiko penularan. Hal ini dikenal sebagai Undetectable = Untransmittable (U=U).

  • Tes HIV secara berkala: Tes HIV secara berkala memungkinkan deteksi dini infeksi HIV, sehingga pengobatan dapat dimulai lebih cepat dan risiko penularan dapat dikurangi.

  • Pendidikan dan konseling: Pendidikan dan konseling yang komprehensif tentang pencegahan HIV sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko penularan HIV dan cara-cara untuk mencegahnya. Penting untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap orang yang hidup dengan HIV.

BACA JUGA:   Kesan dan Pesan untuk Guru TK

Pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana HIV menular sangat penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran virus ini. Dengan penerapan strategi pencegahan yang efektif dan akses terhadap pengobatan ARV, kita dapat mengurangi jumlah kasus HIV baru dan meningkatkan kualitas hidup orang yang hidup dengan HIV.

Also Read

Bagikan:

Tags