Dalam Al-Quran, nama "Bayu" tidak secara khusus disebutkan. Namun, kita dapat melihat bahwa terdapat beberapa ayat yang memberikan pengertian atau gambaran yang berhubungan dengan arti dari nama ini. Dalam menjelaskan makna nama "Bayu" dalam konteks Al-Quran, kita dapat merujuk pada pengertian dari kata dasar atau akar katanya.
Pada dasarnya, nama "Bayu" berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti "angin" atau "hawa". Dalam konteks Al-Quran, ayat-ayat yang berkaitan dengan angin atau udara seringkali memiliki keterkaitan dengan penafsiran atau gambaran yang dapat terkait dengan makna nama "Bayu".
Salah satu ayat yang dapat dikaitkan dengan makna nama "Bayu" adalah dalam Surah Al-Hijr (15:22) yang berbunyi:
"Dan Kami telah menjadikan langit itu sebagai atap yang kokoh, dan Kami sedang memeliharanya, dan Kami turunkan dari langit air hujan yang teratur, maka Kami hidupkan dengan air itu suatu negeri yang telah mati. Demikianlah (kebangkitan) nanti."
Ayat ini menggambarkan betapa pentingnya angin dalam proses siklus kehidupan di Bumi. Angin membantu dalam memelihara langit dan membantu dalam mengatur arus udara yang berperan penting dalam pembentukan awan dan hujan. Sehingga dengan pengertian ini, kita dapat menghubungkan angin (hawa) dengan arti nama "Bayu".
Selain itu, dalam banyak ayat lainnya, Al-Quran juga menggambarkan kekuatan dan kehebatan angin dalam peristiwa-peristiwa alam yang diceritakan dalam sejarah nabi-nabi, seperti peristiwa ribut badai, kemarau yang panjang, dan pembalikan angin.
Ayat lain yang terkait adalah dalam Surah Al-A’raf (7:57):
"Dan Allah adalah Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang memberikan rahmat-Nya dan angin yang mengabarkan gembira sebelum kedatangan (hujan)s yang turun dengan air hujannya. Maka tatkala angin pudar (hujanpun datanglah) yang Kami turunkan dari langit, lalu Kami matikan dengan air itu bangkai-bangkai yang kalian beludaki daripada binatang ternak dan manusia yang banyak (berguna)."
Ayat ini menunjukkan betapa pentingnya angin sebagai pengirim berita gembira sebelum hujan datang. Angin menjadi petunjuk awal dari datangnya keturunan air yang subur. Hal ini dapat terkait dengan arti "Bayu" yang berarti "hawa" atau "udara".
Secara keseluruhan, meskipun nama "Bayu" tidak secara eksplisit disebutkan dalam Al-Quran, terdapat ayat-ayat yang mengandung makna atau gambaran yang dapat dikaitkan dengan arti dari nama ini. Dalam konteks Al-Quran, angin atau udara seringkali dipandang sebagai sesuatu yang penting dan memiliki peran vital dalam kehidupan. Oleh karena itu, pengertian dasar dari nama "Bayu" yang berarti "angin" atau "hawa" dapat menjadi relevan dalam konteks Al-Quran.
Terlebih lagi, Allah Swt. memerintahkan kita untuk memahami tanda-tanda kebesaran-Nya yang terdapat dalam ciptaan-Nya, termasuk di dalamnya adalah angin (hawa). Dalam Surah Al-Baqarah (2:164), Allah Swt. berfirman:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa barang-barang yang bermanfaat bagi manusia, dan apa-apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu Allah hidupkan dengan air itu bumi yang telah mati, dan (Allah) meluaskan padanya berbagai macam hewan ternak, juga dalam perubahan angin, dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mau berpikir."
Dalam ayat ini, Al-Quran menekankan pada pentingnya mengamati dan memahami tanda-tanda keagungan Allah, termasuk dalam perubahan angin dan curahan hujan.
Dengan demikian, meskipun tidak ada penjelasan langsung mengenai arti nama "Bayu" dalam Al-Quran, kita masih bisa melihat beberapa konsep dan pengertian yang berkaitan dengan angin atau hawa yang dikemukakan dalam Al-Quran.