Peran Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting

Niki Salamah

Peran Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting
Peran Kader Posyandu dalam Pencegahan Stunting

Stunting, atau pertumbuhan terhambat pada anak, masih menjadi masalah serius di Indonesia. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2019 terdapat sekitar 27,7% anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia mengalami stunting. Upaya pencegahan stunting memerlukan peran yang aktif dari berbagai pihak, termasuk kader posyandu. Kader posyandu memiliki peran yang penting dalam pencegahan stunting melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di tingkat masyarakat.

1. Penyuluhan Gizi

Salah satu peran utama kader posyandu dalam pencegahan stunting adalah memberikan penyuluhan gizi kepada ibu-ibu hamil dan ibu-anak di posyandu. Kader posyandu bertugas memberikan pengetahuan mengenai gizi yang seimbang, pentingnya pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI), dan makanan bergizi lainnya. Dengan pengetahuan yang cukup, ibu-ibu dapat memberikan asupan gizi yang baik kepada anak-anaknya, sehingga dapat mencegah terjadinya stunting.

2. Pemeriksaan Kesehatan

Selain penyuluhan gizi, kader posyandu juga bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan rutin pada balita, seperti pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas. Dengan melakukan pemeriksaan secara rutin, kader posyandu dapat mengidentifikasi potensi stunting pada balita secara dini. Jika ditemukan kasus stunting, kader posyandu dapat segera memberikan intervensi yang dibutuhkan, seperti mengarahkan anak dan ibu ke pelayanan kesehatan yang lebih lanjut.

3. Pemberian Suplemen Gizi

Selain penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan, kader posyandu juga dapat berperan dalam memberikan suplemen gizi kepada balita yang berisiko stunting. Suplemen gizi seperti tablet besi, vitamin A, dan vitamin D sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Kader posyandu dapat mendistribusikan dan memberikan suplemen ini kepada balita dengan tujuan untuk memastikan asupan gizi yang cukup bagi anak-anak yang membutuhkannya.

BACA JUGA:   Logo Antis

4. Pendampingan dan Monitoring

Peran kader posyandu tidak berhenti setelah memberikan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan. Mereka juga bertanggung jawab dalam melakukan pendampingan dan monitoring terhadap ibu-ibu dan balita di wilayah kerjanya. Kader posyandu dapat mengunjungi rumah-rumah balita untuk memastikan bahwa ibu-ibu melaksanakan praktik gizi yang telah diberikan, serta memberikan motivasi dan dukungan kepada ibu-ibu dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka.

5. Koordinasi dengan Pihak Terkait

Peran kader posyandu tidak hanya terbatas pada tingkat masyarakat, tetapi juga melibatkan koordinasi dengan pihak terkait lainnya. Kader posyandu perlu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan di puskesmas, rumah sakit, dan dinas kesehatan setempat. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi terkini mengenai program pencegahan stunting, serta mendapatkan dukungan dan bimbingan dari pihak yang lebih ahli.

Dalam penanganan stunting, peran kader posyandu sangatlah penting. Penyuluhan gizi, pemeriksaan kesehatan, pemberian suplemen gizi, pendampingan, monitoring, serta koordinasi dengan pihak terkait menjadi tugas-tugas kader posyandu dalam mencegah stunting. Dengan kerja sama dan kerja keras dari semua pihak terkait, diharapkan dapat mengurangi jumlah anak yang mengalami stunting di Indonesia.

Also Read

Bagikan: