Tugas Kader Stunting

Niki Salamah

Kehadiran kader stunting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah stunting sangatlah penting. Kader stunting memiliki peran yang besar dalam memberikan edukasi, melakukan pemantauan, serta memberikan dukungan kepada keluarga dan masyarakat terkait pencegahan dan penanggulangan stunting. Berikut ini adalah tugas utama yang harus dilakukan oleh kader stunting:

1. Edukasi dan Penyuluhan

Kader stunting bertugas untuk memberikan edukasi dan penyuluhan kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan keluarga terkait pentingnya pola makan yang sehat dan gizi seimbang. Mereka harus mengedukasi mengenai pentingnya mencukupi kebutuhan gizi selama periode kehamilan dan menyusui, serta memberikan informasi mengenai makanan bergizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat.

Selain itu, kader stunting juga harus memberikan edukasi mengenai pentingnya praktik-praktik pencegahan stunting, seperti pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang baik, serta tata cara mengolah dan menyajikan makanan yang tepat untuk anak.

2. Pemantauan dan Pendataan

Kader stunting bertugas untuk melakukan pemantauan terhadap kondisi gizi anak dan ibu hamil di wilayahnya. Mereka harus melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar lengan atas (LILA) anak secara berkala dan memastikan bahwa anak dan ibu hamil mendapatkan layanan kesehatan yang tepat jika terdapat masalah gizi.

Selain itu, kader stunting juga harus melakukan pendataan terhadap anak dan ibu hamil yang rentan mengalami stunting, seperti anak dengan berat badan lahir rendah atau keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang baik. Data ini akan membantu dalam melakukan identifikasi dan penanganan stunting secara lebih terarah.

3. Dukungan dan Pemulihan

Tugas kader stunting tidak hanya sebatas memberikan edukasi dan pemantauan, tetapi juga memberikan dukungan kepada keluarga dan masyarakat dalam mengatasi stunting. Mereka harus aktif mengadakan kegiatan-kegiatan seperti kelompok ibu balita, posyandu, atau kelas gizi untuk memberikan dukungan dan pemulihan bagi anak dan ibu hamil yang mengalami stunting.

BACA JUGA:   "The Convergence Indonesia Building"

Kader stunting juga harus bekerja sama dengan pihak terkait, seperti petugas kesehatan, bidan desa, dan masyarakat setempat untuk memberikan perawatan dan pengobatan yang diperlukan bagi anak dan ibu hamil yang mengalami stunting. Mereka juga perlu terus memantau perkembangan anak dan memberikan dukungan agar keluarga dapat mengatasi stunting secara optimal.

4. Advokasi

Sebagai kader stunting, tugasnya tidak hanya terbatas pada wilayah kerjanya saja, tetapi juga harus ikut terlibat dalam upaya advokasi di tingkat komunitas dan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian terhadap stunting. Kader stunting dapat melibatkan diri dalam forum-forum diskusi, kampanye pencegahan stunting, atau mendukung program-program yang telah ada di tingkat nasional maupun lokal.

Melalui peran advokasinya, kader stunting dapat membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang stunting serta memperjuangkan kebijakan yang mendukung pencegahan dan penanggulangan stunting, seperti program gizi masyarakat, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan program peningkatan akses air bersih dan sanitasi.

Dalam menjalankan tugasnya, kader stunting perlu terus mengikuti pelatihan dan pengembangan diri agar memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam membantu pencegahan dan penanggulangan stunting. Keberadaan kader stunting yang aktif dan berdedikasi sangatlah penting dalam upaya menciptakan generasi yang lebih sehat dan bebas dari masalah stunting.

Also Read

Bagikan: