Makanan Pendamping ASI (MPASI) dimulai saat bayi berusia 6 bulan sebagai tambahan nutrisi untuk ASI. Ketika memperkenalkan MPASI kepada bayi, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah tekstur makanan yang disediakan. Tahapan tekstur MPASI berperan penting dalam memenuhi tumbuh kembang dan kemampuan mengunyah serta menelan bayi.
Tahapan 1: Makanan Cair atau Bertekstur Lembut
Pada tahapan pertama ini, bayi memperoleh makanan dalam bentuk cair atau bertekstur lembut. Seperti namanya, tekstur makanannya tidak terlalu padat dan mudah dihaluskan. Beberapa contoh makanan dalam tahapan ini antara lain:
- Puree sayuran dan buah: Buah-buahan seperti pisang, alpukat, dan pepaya direbus atau dihaluskan menjadi puree.
- Bubur saring: Bubur beras menjadi pilihan yang baik pada tahapan ini. Bubur bisa dihaluskan dengan kekentalan yang tepat untuk bayi.
- Susu formula: Bayi yang tidak lagi hanya mengonsumsi ASI dapat diberikan susu formula dengan konsistensi yang sesuai bagi usia dan kebutuhan bayi.
Dalam tahapan 1 ini, makanan diberikan dalam sendok kecil dan tekstur yang halus membantu bayi dalam memulai petualangan rasa yang baru.
Tahapan 2: Makanan Butiran atau Bertekstur Pecahan Halus
Pada tahap kedua ini, makanan mulai diperkenalkan dengan tekstur yang lebih beragam. Makanan bertekstur pecahan halus memberikan pengalaman baru dalam mengunyah dan menelan makanan bagi bayi. Beberapa contoh makanan yang cocok untuk tahapan ini adalah:
- Bubur kasar: Bubur beras dengan butiran yang tidak terlalu halus, sehingga bayi dapat merasakan tekstur makanan yang lebih berbeda.
- Potongan kecil sayuran dan buah: Sayuran seperti wortel atau labu dan buah seperti apel atau pir dapat di rebus dan dihaluskan dengan tekstur butiran kecil.
- Sereal bayi: Pilihan sereal bayi yang lembut dengan tekstur yang mudah dikunyah dan ditelan.
Pada tahapan ini, bayi sudah mulai mengembangkan kemampuan yang lebih baik dalam mengunyah dan menelan makanan.
Tahapan 3: Makanan Lembek atau Bertekstur Bukan Halus
Pada tahapan selanjutnya, makanan yang diberikan memiliki tekstur yang lebih lembek dan tidak terlalu halus. Ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bayi dalam mengunyah dan menelan makanan dengan tekstur yang semakin kompleks. Beberapa contoh makanan yang cocok untuk tahapan ini adalah:
- Potongan kecil daging yang dihaluskan atau di rebus: Daging seperti ayam, ikan, atau daging sapi dapat dihaluskan atau direbus hingga lembut dan diberikan dalam jumlah yang sesuai.
- Potongan sayuran rebus: Sayuran seperti kacang hijau, brokoli, atau kentang dapat direbus hingga lembut dan diberikan dalam potongan kecil agar bayi dapat mengunyahnya.
- Potongan kecil buah yang tidak terlalu halus: Buah seperti jeruk, mangga, atau kiwi dapat diberikan dalam potongan kecil yang lebih kasar.
Tahapan ini memberikan kesempatan pada bayi untuk mengalami variasi tekstur yang lebih beragam dalam makanan mereka.
Tahapan 4: Makanan dengan Tekstur Sepenuhnya
Pada tahapan ini, bayi sudah dapat mengonsumsi makanan dengan tekstur yang mirip dengan makanan yang biasa dikonsumsi oleh orang dewasa. Makanan dengan tekstur sepenuhnya memberikan kesempatan bayi untuk mengembangkan keterampilan mengunyah dan menelan secara mandiri. Beberapa contoh makanan yang sesuai untuk tahapan ini antara lain:
- Potongan daging dan ayam tanpa dihaluskan: Daging dan ayam yang sudah direbus atau dipanggang dapat diberikan dalam potongan kecil yang sesuai untuk mengembangkan keterampilan mengunyah.
- Potongan sayuran segar: Sayuran seperti wortel, brokoli, paprika, atau jagung dapat diberikan dalam bentuk potongan kecil untuk mengajarkan bayi dalam mengunyah dengan baik.
- Potongan buah segar: Buah-buahan seperti apel, pir, atau anggur dapat diberikan dalam bentuk potongan kecil yang mudah dikunyah oleh bayi.
Dalam tahapan ini, perhatikan ukuran potongan makanan yang diberikan agar sesuai dengan kemampuan makan bayi.
Dengan memperhatikan tahapan tekstur MPASI yang sesuai, kita dapat membantu bayi dalam memperoleh nutrisi yang tepat dan mengembangkan keterampilan mengunyah serta menelan makanan secara bertahap. Perlu diingat, perkembangan setiap bayi berbeda, maka perhatikan juga reaksi dan kemampuan bayi dalam menerima makanan baru pada setiap tahapan.