Sejarah Ampar Ampar Pisang

Niki Salamah

Ampar ampar pisang adalah sebuah tarian tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan, Indonesia. Tarian ini memiliki nilai sejarah yang kaya dan merupakan bagian penting dari budaya masyarakat setempat. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah ampam ampam pisang, asal-usulnya, dan bagaimana tarian ini menjadi simbol identitas budaya Kalimantan Selatan.

Asal-muasal Ampar Ampar Pisang

Ampar ampar pisang berasal dari suku Banjar, salah satu suku terbesar di Kalimantan Selatan. Tarian ini telah ada sejak zaman kerajaan Banjar pada abad ke-17. Ampar ampar pisang awalnya digunakan sebagai hiburan untuk raja dan keluarganya dalam perayaan-perayaan istana. Namun, seiring berjalannya waktu, tarian ini mulai menyebar ke masyarakat umum dan menjadi salah satu tarian tradisional yang paling terkenal di Kalimantan Selatan.

Makna dan Simbolisme

Tarian ampam ampar pisang memiliki makna dan simbolisme yang dalam. Secara harfiah, "ampar" berarti menolak atau menghindar, sementara "pisang" adalah buah yang dikenal sebagai simbol kesuburan dalam budaya Banjar. Dalam konteks tarian ini, ampam ampar pisang menggambarkan kegembiraan dan keceriaan dalam menyambut kehadiran buah pisang yang melambangkan kelimpahan dan kesuburan.

Koreografi tarian ini juga memiliki simbolisme yang kuat. Gerakan tarian yang lincah dan dinamis menunjukkan kegembiraan dan semangat masyarakat Kalimantan Selatan. Selain itu, kostum yang digunakan dalam tarian ini juga memiliki simbolisme yang khas. Para penari mengenakan pakaian riau dan selendang di pinggang yang melambangkan keanggunan dan kekayaan budaya mereka.

Perkembangan dan Keberlanjutan

Seiring dengan perkembangan zaman, ampam ampar pisang terus berkembang dan tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya Kalimantan Selatan. Tarian ini sering kali ditampilkan dalam berbagai acara dan perayaan seperti pesta perkawinan, festival, dan upacara adat. Bahkan, ampam ampar pisang telah dijadikan sebagai salah satu warisan budaya takbenda Indonesia oleh UNESCO sejak tahun 2018.

BACA JUGA:   Bolehkah Ibu Hamil Makan Sate Padang?

Pengakuan ini memberikan dorongan yang besar untuk mempromosikan dan melestarikan ampam ampar pisang. Sekarang, banyak sekolah dan komunitas lokal yang secara aktif mengajarkan tarian ini kepada generasi muda sebagai upaya untuk melakukan pelestarian budaya. Selain itu, pemerintah juga mendukung upaya pelestarian dengan mengadakan festival dan kompetisi tarian ampam ampar pisang secara rutin.

Kesimpulan

Dengan sejarahnya yang kaya dan simbolisme yang kuat, ampam ampar pisang menjadi tarian tradisional yang membanggakan bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Makna dan simbolisme yang terkandung dalam tarian ini mencerminkan kegembiraan, kelimpahan, dan kekayaan budaya suku Banjar. Dengan terus melestarikan dan mengembangkan tarian ini, ampam ampar pisang akan tetap menjadi warisan budaya yang berharga bagi Indonesia.

Also Read

Bagikan: