Shirataki biru dan hijau adalah dua jenis mie yang berasal dari Jepang. Meskipun keduanya memiliki bentuk dan tekstur yang serupa, terdapat beberapa perbedaan antara keduanya, termasuk bahan baku, rasa, dan nilai gizi.
1. Bahan Baku
Shirataki biru dibuat dari umbi konjac yang dikenal juga sebagai konnyaku. Umbi konjac memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga memberikan tekstur yang kenyal pada mie shirataki. Di sisi lain, shirataki hijau terbuat dari daun sayuran hijau seperti bayam atau spirulina. Selain memberikan warna yang menarik pada mie, tambahan daun sayuran pada shirataki hijau juga memberikan kandungan nutrisi tambahan.
2. Rasa
Shirataki biru memiliki rasa yang netral dan hampir tanpa rasa, sehingga sangat cocok digunakan dalam berbagai hidangan seperti sup, mie goreng, atau salad. Di sisi lain, shirataki hijau memiliki rasa yang lebih beragam dengan sentuhan rasa sayuran hijau. Hal ini dapat memberikan tambahan dimensi rasa pada hidangan yang menggunakan shirataki hijau.
3. Nilai Gizi
Kedua jenis shirataki memiliki nilai gizi yang rendah. Shirataki biru mengandung kalori yang rendah dan hampir tidak mengandung lemak, karbohidrat, atau gula. Sementara itu, shirataki hijau juga memiliki kandungan serat yang tinggi dari ekstrak daun sayuran hijau yang digunakan. Serat membantu pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama.
Namun, perlu diperhatikan bahwa shirataki adalah sumber makanan yang rendah nutrisi lainnya seperti protein. Oleh karena itu, seringkali disarankan untuk menggabungkan dengan bahan makanan lain yang kaya nutrisi seperti sayuran, daging, atau ikan.
Kesimpulan
Berdasarkan perbandingan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan utama antara shirataki biru dan hijau terletak pada bahan baku, rasa, dan nilai gizi. Thread yang menghubungkannya adalah tekstur yang kenyal dan rendah kalori. Baik shirataki biru maupun hijau dapat menjadi pilihan yang baik untuk mereka yang ingin mengurangi asupan kalori dan karbohidrat serta menambah serat dalam pola makan mereka.