Lokasi Sendi Pelana pada Tubuh Manusia: Anatomi, Fungsi, dan Perannya dalam Gerakan

Niki Salamah

Sendi pelana, atau saddle joint, merupakan jenis sendi sinovial yang memungkinkan gerakan dua arah yang unik dan luas. Berbeda dengan sendi engsel yang hanya memungkinkan gerakan satu arah (seperti siku), atau sendi putar yang memungkinkan rotasi (seperti antara atlas dan aksis di leher), sendi pelana memungkinkan gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan sedikit sirkumduksi. Keunikannya terletak pada bentuk permukaan tulang yang berartikulasi, yang menyerupai pelana dengan satu tulang cekung dan tulang lainnya cembung. Untuk memahami lokasi sendi pelana pada tubuh manusia, kita perlu meninjau lebih detail anatomi, jenis gerakannya, dan perannya dalam aktivitas sehari-hari.

Anatomi Sendi Pelana: Permukaan Artikular yang Unik

Sendi pelana dicirikan oleh dua permukaan artikular yang saling melengkapi, satu konveks (cembung) dan satu konkaf (cekung). Permukaan ini tidak hanya berbentuk seperti pelana, tetapi juga memiliki orientasi spasial yang spesifik yang memungkinkan rentang gerak yang luas. Tidak semua sendi yang terlihat “seperti pelana” secara visual diklasifikasikan sebagai sendi pelana. Klasifikasi ini bergantung pada bentuk dan orientasi permukaan sendi, serta derajat kebebasan gerakan yang diijinkan.

Permukaan sendi yang berartikulasi pada sendi pelana biasanya dilapisi oleh tulang rawan hialin, suatu jaringan ikat khusus yang memberikan bantalan dan mengurangi gesekan antara tulang. Kapsul sendi yang mengelilingi sendi pelana menghasilkan cairan sinovial, yang berfungsi sebagai pelumas dan menyediakan nutrisi bagi tulang rawan. Ligamen di sekitar sendi memberikan stabilitas dan membatasi rentang gerak untuk mencegah cedera.

Lokasi Sendi Pelana: Ibu Jari dan Pergelangan Kaki

Hanya ada dua lokasi utama sendi pelana pada tubuh manusia:

  • Sendi karpometakarpal ibu jari (CMC I): Ini adalah contoh sendi pelana yang paling sering dibahas dalam literatur anatomi. Sendi ini terletak di pangkal ibu jari, menghubungkan tulang metakarpal pertama (tulang telapak tangan ibu jari) dengan tulang trapesium (salah satu tulang karpal di pergelangan tangan). Gerakan oponensi ibu jari, yang memungkinkan ibu jari untuk menyentuh jari-jari lainnya, terutama bergantung pada sendi pelana ini. Gerakan unik ini sangat penting untuk manipulasi halus objek dan aktivitas yang memerlukan presisi seperti menjahit, menulis, dan menggunakan alat.

  • Sendi pergelangan kaki (talonavikular): Sendi talonavikular terletak di pergelangan kaki, menghubungkan tulang talus (tulang kaki bagian atas) dengan tulang navikular (salah satu tulang tarsal). Meskipun sering digambarkan sebagai sendi pelana, fungsionalitasnya sedikit lebih kompleks daripada sendi CMC I pada ibu jari. Sendi talonavikular berperan dalam inversi dan eversi kaki, gerakan yang memungkinkan kaki untuk berputar ke arah dalam (inversi) atau ke arah luar (eversi). Kontribusi sendi ini terhadap gerakan pergelangan kaki kompleks dan berinteraksi dengan sendi-sendi lain di pergelangan kaki.

BACA JUGA:   Cara Menjadi Admin Grup WA Tanpa Izin

Meskipun kedua sendi ini adalah contoh utama, beberapa sumber menyebutkan kemungkinan sendi pelana tambahan yang lebih kecil dan kurang jelas dalam tubuh, tetapi hal ini kurang diterima secara luas di komunitas medis.

Gerakan Sendi Pelana: Fleksi, Ekstensi, Abduksi, Adduksi, dan Sirkumduksi

Rentang gerak pada sendi pelana relatif luas dibandingkan dengan sendi engsel atau sendi putar. Gerakan-gerakan yang dimungkinkan meliputi:

  • Fleksi: Membengkokkan sendi. Pada ibu jari, ini berarti mendekatkan ibu jari ke telapak tangan.
  • Ekstensi: Meluruskan sendi. Pada ibu jari, ini berarti menggerakkan ibu jari menjauhi telapak tangan.
  • Abduksi: Menggerakkan anggota tubuh menjauhi garis tengah tubuh. Untuk ibu jari, ini berarti menggerakkan ibu jari menjauh dari jari telunjuk.
  • Adduksi: Menggerakkan anggota tubuh mendekati garis tengah tubuh. Untuk ibu jari, ini berarti menggerakkan ibu jari mendekati jari telunjuk.
  • Sirkumduksi: Menggerakkan anggota tubuh dalam gerakan melingkar. Pada sendi CMC I, sirkumduksi terbatas, tetapi tetap memungkinkan.

Pada sendi pergelangan kaki, gerakan-gerakan ini berkontribusi pada inversi dan eversi, yang merupakan gerakan rotasi kompleks yang melibatkan beberapa sendi di pergelangan kaki.

Stabilitas Sendi Pelana: Peran Ligamen dan Struktur Sekitar

Stabilitas sendi pelana sangat penting untuk fungsinya yang optimal. Stabilitas ini dicapai melalui beberapa faktor:

  • Bentuk permukaan sendi: Bentuk unik permukaan sendi yang saling melengkapi memberikan stabilitas intrinsik.
  • Ligamen: Ligamen yang mengelilingi sendi memberikan dukungan pasif dan membatasi rentang gerak untuk mencegah hipermobilitas (pergerakan berlebihan) yang dapat menyebabkan dislokasi.
  • Otot-otot sekitar: Otot-otot di sekitar sendi menyediakan dukungan aktif dan membantu mengontrol gerakan. Otot-otot ibu jari, misalnya, berperan penting dalam mengontrol gerakan presisi pada sendi CMC I.

Kerusakan pada ligamen atau struktur pendukung lainnya dapat mengakibatkan ketidakstabilan sendi, yang dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan gangguan fungsi.

BACA JUGA:   Contoh Lamaran Kerja via WA: Panduan Lengkap dan Strategi Efektif

Implikasi Klinis: Cedera dan Kondisi yang Berkaitan dengan Sendi Pelana

Sendi pelana, meskipun relatif kuat, rentan terhadap cedera. Cedera pada sendi CMC I ibu jari, misalnya, merupakan cedera olahraga yang umum, terutama pada olahraga seperti bola voli dan ski. Cedera ini dapat berupa ligamen robekan, dislokasi, atau artritis.

Arthritis, baik osteoarthritis (ausnya tulang rawan) maupun rheumatoid arthritis (penyakit autoimun), dapat mempengaruhi sendi pelana dan menyebabkan nyeri, kekakuan, dan pembatasan gerakan. Pengobatan untuk cedera dan kondisi yang berkaitan dengan sendi pelana dapat bervariasi tergantung pada keparahan cedera dan dapat meliputi terapi fisik, obat-obatan antiinflamasi, dan dalam kasus yang parah, operasi.

Perkembangan Sendi Pelana Selama Ontogeni

Perkembangan sendi pelana, seperti sendi lainnya, merupakan proses yang kompleks yang terjadi selama perkembangan embrio dan terus berkembang hingga dewasa. Proses osifikasi endokondral dan pembentukan tulang rawan artikular memainkan peran penting dalam membentuk permukaan sendi yang unik dari sendi pelana. Gangguan pada proses perkembangan ini dapat menyebabkan anomali kongenital yang memengaruhi struktur dan fungsi sendi. Studi lebih lanjut tentang perkembangan sendi pelana diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme dan faktor-faktor yang berkontribusi pada perkembangan yang normal.

Also Read

Bagikan:

Tags