Tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (MTB). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi beberapa faktor yang berperan dalam etiologi TB paru. Berikut ini adalah penjelasan secara detail mengenai etiologi TB paru menurut WHO.
1. Kemampuan Penyebaran Bakteri
Bakteri MTB dapat menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi TB paru batuk, bersin, atau muntah. Bakteri ini dapat bertahan hidup dalam udara selama beberapa waktu, membuatnya rentan ditularkan kepada orang lain yang menghirup udara yang terkontaminasi. Penyebaran bakteri dapat terjadi di lingkungan yang memiliki kepadatan penduduk tinggi, seperti rumah sakit, penjara, panti asuhan, atau kamp pengungsi.
2. Kontak dengan Penderita TB Paru
Seseorang memiliki risiko tinggi terinfeksi TB paru jika memiliki kontak dekat dengan penderita TB aktif yang tidak diobati dengan baik. Bakteri MTB dapat dengan mudah menular melalui cairan tubuh yang dikeluarkan oleh penderita, terutama melalui batuk atau bersin. Kondisi lingkungan yang tidak higienis dan kurangnya ventilasi juga dapat meningkatkan risiko penularan.
3. Kekebalan Tubuh yang Lemah
Pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang dengan infeksi HIV atau kondisi medis tertentu yang melemahkan imunitas, risiko terinfeksi TB paru lebih tinggi. Sistem kekebalan tubuh yang lemah tidak mampu melawan bakteri MTB dengan efektif, sehingga memungkinkan berkembangnya infeksi TB aktif.
4. Faktor Sosioekonomi
Faktor sosioekonomi seperti kemiskinan, rendahnya pendidikan, akses terbatas terhadap layanan kesehatan, dan kondisi perumahan yang buruk juga dapat berperan dalam etiologi TB paru. Individu yang hidup dalam kondisi sosial-ekonomi yang rendah mungkin lebih rentan terhadap penularan dan infeksi TB paru. Faktor-faktor ini mempengaruhi kemampuan individu untuk mendapatkan akses pada pencegahan, diagnosis dini, dan perawatan yang tepat.
5. Resistensi Obat
Faktor terkait resistensi obat juga sangat penting dalam etiologi TB paru. Penyalahgunaan atau kurangnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obat anti-TB dapat menyebabkan perkembangan bakteri resisten terhadap obat. Ini mempengaruhi efektivitas pengobatan dan dapat menyebabkan perkembangan TB multi-resisten (MDR-TB) atau bahkan TB yang ultra-resisten (XDR-TB) yang lebih sulit ditangani.
6. Faktor Lingkungan dan Kondisi Hidup
Lingkungan yang terpapar oleh TB, seperti rumah atau lingkungan kerja dengan ventilasi yang buruk, dapat meningkatkan risiko infeksi TB paru. Selain itu, kehidupan dalam kondisi yang tidak sehat, seperti kurangnya sanitasi, kebersihan pribadi yang buruk, dan paparan terhadap polusi udara, juga dapat berperan dalam etiologi TB paru.
7. Faktor Genetik
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik juga dapat mempengaruhi risiko terkena infeksi atau perkembangan TB paru. Individu dengan riwayat keluarga yang terkena TB paru memiliki risiko lebih tinggi dalam mengembangkan penyakit ini. Namun, faktor genetik ini masih perlu diteliti lebih lanjut untuk lebih memahami peran detailnya.
Dalam rangka mengendalikan TB paru, penting untuk mengenali faktor-faktor etiologi tersebut. Upaya pencegahan, penemuan dini, pengobatan yang tepat, dan perbaikan kondisi lingkungan serta sosioekonomi adalah kunci untuk mengurangi beban penyakit ini di masyarakat global. WHO telah memberikan panduan dan intervensi yang diperlukan untuk mengatasi etiologi TB paru dan meminimalisir penyebarannya.