Beras fortifikasi, juga dikenal sebagai beras bertambah (enriched rice) atau beras berangka (rice with added nutrients), adalah beras yang telah diperkaya dengan zat-zat gizi tertentu. Tujuan dari fortifikasi beras ini adalah untuk meningkatkan asupan nutrisi yang penting dalam makanan pokok sehari-hari, terutama di negara-negara dengan tingkat kekurangan gizi yang tinggi.
1. Apa itu Beras Fortifikasi?
Beras fortifikasi adalah beras yang telah mengalami penambahan zat-zat gizi tertentu dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dasar bagi konsumen. Zat-zat gizi yang ditambahkan dalam proses fortifikasi biasanya meliputi zat besi, asam folat, vitamin B1, dan vitamin B3.
2. Mengapa Beras Fortifikasi Penting?
Beras fortifikasi memiliki peranan penting dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah defisiensi nutrisi pada populasi yang membutuhkan. Beberapa alasan mengapa beras fortifikasi penting antara lain:
-
Mengatasi Defisiensi Zat Besi dan Anemia: Zat besi merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan sel darah merah. Fortifikasi beras dengan zat besi dapat membantu mencegah anemia dan mengurangi risiko defisiensi zat besi pada individu yang makanan sehari-harinya tidak mencukupi kebutuhan ini.
-
Mencegah Cacat Bawaan: Asam folat adalah nutrisi yang diperlukan untuk perkembangan sistem saraf janin yang sehat. Fortifikasi beras dengan asam folat dapat membantu mencegah cacat tabung saraf pada bayi yang sedang dalam masa perkembangan di dalam rahim.
-
Menyediakan Sumber Vitamin B: Vitamin B1 (tiamin) dan vitamin B3 (niacin) merupakan nutrisi penting untuk metabolisme energi dan fungsi sistem saraf. Fortifikasi beras dengan kedua vitamin ini dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut dan mencegah defisiensi vitamin B pada populasi yang menderita kelaparan atau ketidakseimbangan gizi.
-
Dapat Dibeli dan Dikonsumsi oleh Masyarakat: Beras merupakan makanan pokok yang umum dikonsumsi oleh masyarakat di berbagai negara. Dengan melakukan fortifikasi pada beras, zat-zat gizi yang diperlukan dapat dengan mudah dan terjangkau oleh masyarakat luas.
3. Bagaimana Beras Fortifikasi Diproduksi?
Proses produksi beras fortifikasi melibatkan penambahan zat-zat gizi tertentu di dalam beras. Biasanya, beras direndam dalam larutan atau disemprot dengan larutan yang mengandung zat-zat gizi yang ingin ditambahkan. Larutan ini dapat mengandung zat besi, asam folat, vitamin B1, dan vitamin B3.
Setelah beras direndam atau disemprot, larutan tersebut kering dan nutrisi-nutrisi tersebut menempel pada butiran beras. Dalam beberapa kasus, lapisan luar beras juga dapat dilepas terlebih dahulu sebelum memasuki proses fortifikasi untuk memastikan penyerapan nutrisi yang lebih baik.
4. Dampak dan Manfaat Beras Fortifikasi
Beras fortifikasi memiliki berbagai dampak dan manfaat penting, antara lain:
-
Mengurangi Kekurangan Gizi: Fortifikasi beras dapat membantu mengurangi risiko defisiensi nutrisi pada populasi dengan akses terbatas terhadap sumber makanan yang beragam. Ini dapat membantu mencegah kekurangan zat besi, asam folat, serta vitamin B1 dan B3 pada populasi yang rentan terkena masalah gizi.
-
Meningkatkan Kualitas Hidup: Dengan meningkatkan asupan nutrisi penting, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan orang tua, beras fortifikasi dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.
-
Mengurangi Angka Kematian dan Cacat: Fortifikasi beras dengan asam folat telah terbukti efektif untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf pada bayi yang dipicu oleh defisiensi nutrisi ini. Hal ini dapat menyebabkan penurunan angka kematian neonatal dan cacat bawaan pada bayi.
Kesimpulan
Beras fortifikasi merupakan solusi efektif dan relatif mudah dalam memerangi defisiensi nutrisi dan masalah gizi di populasi yang membutuhkan. Dalam hal ini, fortifikasi beras dengan zat besi, asam folat, vitamin B1, dan vitamin B3 membantu meningkatkan asupan nutrisi dasar yang penting bagi kesehatan dan perkembangan manusia. Dengan adanya beras fortifikasi, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi kekurangan gizi pada populasi yang membutuhkan.