Bahasa Jawa Jeruk atau sering disebut dengan Bahasa Jawa Kuno adalah sebuah ragam bahasa Jawa yang digunakan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa. Bahasa Jawa Jeruk merupakan fase bahasa Jawa yang tercatat dalam berbagai prasasti pada abad ke-8 hingga abad ke-11 Masehi. Dalam prasasti-prasasti tersebut, Bahasa Jawa Jeruk digunakan untuk mengabadikan berbagai kegiatan kerajaan seperti peresmian candi, pembagian tanah, perjanjian damai, dan lain sebagainya.
Ciri-ciri Bahasa Jawa Jeruk
- Penggunaan Huruf Bali: Bahasa Jawa Jeruk ditulis menggunakan aksara Bali. Aksara Bali digunakan oleh kebanyakan kerajaan Hindu-Buddha di Jawa pada saat itu dan menjadi tulisan resmi untuk mencatat prasasti-prasasti.
- Campuran Bahasa Sansekerta dan Jawa: Bahasa Jawa Jeruk menggunakan campuran kata-kata dari bahasa Sansekerta dan bahasa Jawa. Dorongan penggunaan bahasa Sansekerta dalam Bahasa Jawa Jeruk dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha yang berkembang pada masa itu.
- Penamaan Dewa-dewa: Dalam Bahasa Jawa Jeruk, Dewa-dewa sering kali menggunakan nama-nama asli dalam bahasa Sansekerta. Misalnya, Dewa Siwa disebut sebagai "Siva" dan Dewa Wisnu disebut sebagai "Wesnu".
- Penggunaan Kata Ganti Kedua: Bahasa Jawa Jeruk menggunakan bentuk kata ganti kedua yang lebih formal untuk menyapa lawan bicara. Contohnya, kata “ika” untuk “kamu” dan “anira” untuk “mereka”.
Peran Bahasa Jawa Jeruk dalam Sejarah Jawa
Bahasa Jawa Jeruk memiliki peran penting dalam sejarah Jawa, khususnya pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Jawa. Prasasti-prasasti dalam Bahasa Jawa Jeruk menjadi sumber berharga bagi para sejarawan untuk mempelajari kehidupan sosial, budaya, dan politik pada masa itu. Prasasti tersebut juga memberikan petunjuk tentang adat istiadat, sistem pemerintahan, dan agama yang dianut saat itu.
Pentadbiran Negara Majapahit, Kerajaan Kediri, dan Kerajaan Singhasari yang terkenal pada masa lalu banyak menghasilkan prasasti-prasasti dalam Bahasa Jawa Jeruk. Prasasti-prasasti ini memberikan bukti keberadaan kerajaan-kerajaan tersebut, memperluas pengetahuan kita tentang peradaban Jawa pada masa itu, dan memperkuat posisi bahasa Jawa sebagai bahasa resmi kerajaan.
Keunikan Bahasa Jawa Jeruk dalam Sejarah Budaya Jawa
Bahasa Jawa Jeruk juga memiliki keunikan tersendiri dalam sejarah budaya Jawa. Penggunaan huruf Bali yang digunakan dalam penulisan Bahasa Jawa Jeruk memberikan ciri khas tersendiri. Selain itu, penggunaan kata-kata campuran antara bahasa Sansekerta dan Jawa, serta pemilihan nama dewa-dewa dalam Bahasa Jawa Jeruk, menggambarkan adanya pengaruh kuat agama Hindu-Buddha pada masa itu.
Penggunaan Bahasa Jawa Jeruk sempat ditinggalkan setelah penyebaran Islam di Jawa pada abad ke-15. Bahasa Jawa kuno yang menggunakan huruf Bali dianggap kurang praktis dan perlahan digantikan oleh aksara Jawa yang menggunakan huruf Arab. Meskipun begitu, Bahasa Jawa Jeruk tetap memegang peranan penting dalam pemahaman sejarah Jawa dan tetap dilestarikan sebagai warisan budaya yang berharga.
Mengenal Bahasa Jawa Jeruk adalah langkah penting dalam mempelajari sejarah dan budaya Jawa. Prasasti-prasasti dalam Bahasa Jawa Jeruk memberikan bukti nyata tentang keberadaan peradaban kerajaan Hindu-Buddha di Jawa. Dengan mempelajari Bahasa Jawa Jeruk, kita dapat mengetahui bagaimana bahasa, budaya, dan agama saling terkait dan berpengaruh dalam perkembangan sosial masyarakat Jawa pada masa lalu.