Teori Perkembangan Fisik Motorik

Niki Salamah

Teori Perkembangan Fisik Motorik
Teori Perkembangan Fisik Motorik

Dalam bidang psikologi perkembangan, terdapat teori yang membahas tentang perkembangan fisik motorik pada manusia. Teori ini penting untuk memahami bagaimana kemampuan fisik motorik seseorang berkembang seiring dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

1. Teori Perkembangan Motorik Arnold Gesell

Salah satu teori yang relevan untuk memahami perkembangan fisik motorik adalah teori Arnold Gesell. Gesell memandang perkembangan motorik sebagai bagian dari perkembangan umum anak. Menurutnya, perkembangan motorik berjalan secara alami dan berurutan dari tahap satu ke tahap berikutnya. Tahapan-tahapan ini meliputi:

  • Tahap motorik kasar: di mana anak belajar menggunakan otot-otot besar seperti melompat, merangkak, berjalan, dan berlari. Tahapan ini biasanya terjadi pada usia 0-2 tahun.
  • Tahap motorik halus: di mana anak mulai mengembangkan koordinasi tangan dan jari-jari seperti menggenggam, memasukkan benda ke dalam wadah, dan menulis. Tahapan ini biasanya terjadi pada usia 2-6 tahun.

Gesell mengemukakan bahwa setiap individu memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda, tetapi tahap perkembangan ini tetap menjadi acuan umum dalam memahami perkembangan motorik anak.

2. Teori Perkembangan Fisik Motorik Jean Piaget

Jean Piaget adalah seorang psikolog yang juga memberikan kontribusi penting dalam memahami perkembangan fisik motorik pada anak. Menurut Piaget, perkembangan fisik motorik anak terjadi melalui tiga tahapan, yaitu:

  • Tahap Sensomotorik (0-2 tahun): anak belajar mengenal dunia melalui indera-sensornya dan mengembangkan kemampuan koordinasi dasar seperti meraih, menggenggam, dan menggerakkan objek.
  • Tahap Praoperasional (2-7 tahun): anak mulai menggunakan simbol-simbol dalam berpikir dan berbicara, serta mengembangkan kemampuan berimajinasi dan bermain peran.
  • Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun) dan Tahap Operasional Formal (11-12 tahun ke atas). Pada tahap ini, anak mengembangkan pemahaman yang lebih kompleks tentang dunia dan mampu berpikir secara logis dan abstrak.
BACA JUGA:   Pelayanan Kesehatan Primer di Jantung Jatisampurna: Sebuah Tinjauan Mendalam tentang Puskesmas Jatisampurna

Piaget juga mengemukakan bahwa perkembangan motorik anak sangat terkait dengan perkembangan kognitifnya. Anak harus memiliki kematangan kognitif yang cukup untuk dapat mencapai setiap tahap perkembangan motorik yang lebih tinggi.

3. Teori Perkembangan Fisik Motorik Robert Kegan

Robert Kegan, seorang psikolog perkembangan, memberikan teori perkembangan fisik motorik yang lebih detail dalam konteks perkembangan kognitif. Menurut Kegan, perkembangan motorik anak berjalan bersamaan dengan perkembangan kognitifnya dalam lima tahapan berurutan:

  • Tahap Keholistican (0-2 tahun): anak mengembangkan keterampilan motorik kasar seperti merangkak, berjalan, dan berlari.
  • Tahap Personal (2-6 tahun): anak mulai mengembangkan keterampilan motorik halus seperti menggambar, mewarnai, dan membangun dengan blok.
  • Tahap Kepulauan (6-12 tahun): anak mengembangkan keterampilan motorik yang lebih kompleks, seperti bermain musik atau olahraga tertentu.
  • Tahap Otoriter (12-20 tahun): anak mulai mengembangkan keterampilan motorik untuk mengikuti peraturan dan tatanan sosial yang ada.
  • Tahap Otoriter-Resiprokal (20 tahun ke atas): anak mencapai puncak perkembangan motoriknya dengan kemampuan yang terintegrasi secara menyeluruh.

Kegan menekankan pentingnya aspek kognitif dalam perkembangan motorik anak. Setiap tahapan perkembangan motorik tersebut didorong oleh perkembangan kognitif yang sesuai.

4. Teori Perkembangan Fisik Motorik Vygotsky

Lev Vygotsky, seorang psikolog perkembangan, juga memberikan pandangan yang berbeda tentang perkembangan fisik motorik anak. Menurut Vygotsky, perkembangan motorik anak tidak hanya bergantung pada perkembangan fisiknya, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan interaksi dengan orang lain.

Vygotsky memandang bahwa anak belajar melalui berinteraksi dengan orang dewasa dan orang lain di sekitarnya. Konsep "zona perkembangan aktual" dan "zona perkembangan proksimal" yang dikemukakan oleh Vygotsky merupakan indikator penting dalam perkembangan motorik anak. Zona perkembangan aktual adalah keterampilan motorik yang dapat dilakukan secara mandiri oleh anak tanpa bantuan orang lain, sedangkan zona perkembangan proksimal merupakan keterampilan motorik yang belum dapat dilakukan secara mandiri, namun dapat dicapai dengan bantuan dan bimbingan dari orang dewasa atau teman sebaya.

BACA JUGA:   Pelayanan Kesehatan Primer di Puskesmas Mulyorejo

Vygotsky menekankan pentingnya dukungan dan bantuan dari lingkungan sosial dalam memfasilitasi perkembangan motorik anak. Dengan interaksi yang tepat, anak dapat memperoleh dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan motoriknya secara optimal.

Kesimpulan

Perkembangan fisik motorik pada manusia merupakan hal yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Teori-teori yang telah dijelaskan di atas memberikan gambaran yang bermanfaat dalam memahami perkembangan motorik anak. Teori Gesell menyoroti tahapan perkembangan motorik secara umum, sementara teori Piaget, Kegan, dan Vygotsky menekankan pentingnya interaksi dengan lingkungan sosial dan perkembangan kognitif dalam perkembangan motorik anak. Dalam memahami dan mendukung perkembangan motorik anak, penting untuk membawa semua faktor tersebut ke dalam pertimbangan.

Also Read

Bagikan: