Program gizi memiliki peran yang sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk memantau dan mengevaluasi keberhasilan program gizi, diperlukan adanya indikator-indikator yang dapat mengukur perkembangan dan dampak dari program tersebut. Berikut adalah 18 indikator program gizi yang umum digunakan:
-
Status Gizi Anak: Indikator ini mengukur kondisi gizi anak-anak, baik berdasarkan tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas, status anemia, maupun status pelayanan kesehatan.
-
Status Gizi Ibu: Indikator ini mengukur kondisi gizi ibu, seperti berat badan sebelum hamil, status anemia, serta status pemberian tablet tambah darah atau tablet Fe pada ibu hamil.
-
Praktik Pemberian ASI: Indikator ini mengukur persentase bayi yang menerima ASI eksklusif (tidak mendapatkan makanan atau minuman lainnya selain ASI) pada usia 0-6 bulan.
-
Kualitas Makanan Bayi dan Balita: Indikator ini mengukur keberagaman pangan yang dikonsumsi oleh bayi dan balita, serta frekuensi konsumsi makanan bergizi, seperti daging, ikan, sayuran, buah-buahan, dan sumber makanan pendamping ASI lainnya.
-
Pelayanan Pemberian Makanan Tambahan: Indikator ini mengukur persentase balita yang menerima pelayanan pemberian makanan tambahan, termasuk pemberian makanan tambahan berkualitas tinggi dan pemberian suplemen vitamin dan mineral.
-
Stunting: Indikator ini mengukur persentase anak yang memiliki tinggi badan lebih pendek dari standar usia.
-
Wasting: Indikator ini mengukur persentase anak yang memiliki berat badan lebih rendah dari standar usia.
-
Overweight dan Obesitas: Indikator ini mengukur persentase anak dan dewasa yang memiliki berat badan lebih dan obesitas.
-
Anemia: Indikator ini mengukur persentase anak dan ibu hamil yang mengalami anemia.
-
Kebiasaan Hidup Sehat: Indikator ini mengukur kebiasaan hidup sehat, seperti kebiasaan olahraga, konsumsi buah dan sayuran, serta tidak merokok.
-
Pengetahuan Gizi: Indikator ini mengukur pengetahuan masyarakat tentang gizi dan pemahaman terkait pola makan sehat.
-
Akses dan Ketersediaan Makanan: Indikator ini mengukur akses dan ketersediaan makanan yang mencakup lokasi distribusi, keberadaan pasar atau toko pangan, serta harga dan variasi produk pangan yang baik.
-
Ketersediaan Layanan Kesehatan Gizi: Indikator ini mengukur ketersediaan layanan kesehatan gizi, seperti posyandu, Polindes, atau rumah sakit dengan fasilitas gizi yang memadai.
-
Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan: Indikator ini mengukur sistem pemantauan, evaluasi, dan pelaporan yang terintegrasi dalam program gizi.
-
Intervensi Gizi di Sekolah: Indikator ini mengukur adanya program atau kegiatan gizi di sekolah, seperti penyediaan sarapan sehat, edukasi gizi, dan monitoring status gizi siswa.
-
Program Kesehatan Ibu dan Anak: Indikator ini mengukur sejauh mana program kesehatan ibu dan anak telah diintegrasikan dengan program gizi.
-
Keamanan Pangan: Indikator ini mengukur keamanan pangan, terutama terkait keberadaan bahan berbahaya dalam makanan dan adanya kebijakan atau program untuk mengurangi risiko tersebut.
-
Keberlanjutan Program: Indikator ini mengukur keberlanjutan program gizi, baik dalam hal keuangan, sumber daya manusia, maupun kebijakan dukungan.
Dengan menggunakan 18 indikator program gizi di atas, pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat memonitor dan mengevaluasi keberhasilan program gizi serta melakukan perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan gizi masyarakat. Indikator ini menggambarkan gambaran yang komprehensif terkait kondisi gizi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi gizi sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dalam upaya perbaikan program gizi.